Sabtu, 26 September 2009

cincin itu belum sempat terbeli

cincin itu belum sempat terbeli saat kau beranjak pergi dari hidup ini. aku harap suatu saat nanti akan ada kesempatan untuk kita bertemu lagi. mengenang indahnya malam yang bertaburan bintang dan menikmati coklat panas yang tak pernah ada namanya.
cincin itu belum sempat terbeli meski ada banyak uang dikantong kita. aku mohon kamu tak akan melupakan kecupan manis yang kau tinggalkan di hati ini ketika cuaca dalam hidup ini datang silih berganti.
cincin itu belum sempat terbeli ketika tawa kita datang menggemparkan dunia mereka. aku inginkan kamu lebih dari yang kamu tahu walau ribuan benalu selalu muncul diatas baju yang kita kenakan setiap hari.
cincin itu belum sempat terbeli seperti mimpi yang selama ini telah kita bangun bersama. seandainya saja mereka mengerti bahwa hidup ini juga perlu kiasan, mungkin mereka akan memaknai barisan puisi ini.
cincin itu belum sempat terbeli hingga mentari bersinar untuk kesekian kali. tiada beda dengan apa yang ada di hati kita kecuali cara pikiran kita berbicara.
cincin itu belum sempat terbeli...
cincin itu belum sempat terbeli...
cincin itu belum sempat terbeli...